Peresensi: Wardatul Hsanah
Pernah belajar di Fakultas Usuluddin UIN Jakarta
Judul : Mulai dari Mimpi: Catatan untuk Para Pejuang Mimpi
Penulis : Saiful Falah
Penerbit : Republika Penerbit
Terbit : November 2022
Tebal : 159 halaman
ISBN : 978-623-279-158-9
Beberapa waktu lalu Saiful Falah, seorang kiai muda mengadakan launching dan bedah buku terbarunya berjudul Mulai dari Mimpi: Catatan untuk Para Pejuang Mimpi. Saya pribadi tidak menghadiri secara langsung acara bincang buku tersebut, melainkan hanya membaca postingan di akun instagram sang penulis.
Melihat postingan itu saya penasaran ingin membacanya. Pada hari itu juga saya langsung pesan melalui marketplace. Seperti karya-karya sebelumnya, buku terbaru Saiful Falah ini sangat menarik. Di bagian awal ia langsung mengupas tentang pentingnya sebuah impian.
Sedari kecil, setiap orang pasti memiliki impian, karena impian merupakan awal dari sebuah kesuksesan. Bukankah Thomas Alfa Edison dengan bohlam pijarnya cuma sebatas mimpi dan mewujudkannya dengan seribu kali percobaan. Semua itu terjadi karena kehebatan sebuah impian.
Mimpi itu tidak dibatasi. Siapa pun bisa bermimpi menjadi apa atau memiliki apa. Putra seorang pekerja di desa bisa bermimpi menjadi jenderal bintang empat. Putri seorang petani bisa bermimpi menjadi dokter gigi. Silahkan bermimpi. Jangan takut, meski yang tinggi-tinggi (Halaman: 2).
Tapi, mimpi tetaplah mimpi jika tidak dibarengi dengan usaha untuk mewujudkannya. Jika kita bermimpi ingin jadi seorang dosen, maka kita harus berusaha menyelesaikan jenjang demi jenjang pendidikan hingga program doktoral. Tanpa usaha dan kerja keras, maka impian menjadi dosen tidak akan pernah terwujud.
Dalam proses ikhtiar ini biasanya kita akan menghadapi berbagai tantangan, bahkan kegagalan. Kegagalan pasti pernah dihadapi oleh semua orang. Yang menjadikan pembeda adalah bagaimana cara menyikapi kegagalan itu sendiri.
Tapi ternyata, di balik kegagalan dan sebuah informasi. Proses terjadinya kegagalan tersebut menyajikan data yang sangat valid. Coba perhatikan, saat seorang pelajar gagal naik kelas, pasti ada sebabnya. Yang perlu dicatat bahwa dari satu kegagalan ke kegagalan yang lain adalah rangkaian pengetahuan yang menjadi petunjuk (Halaman: 46-47).
Kehebatan sesungguhnya tidak terletak pada pencapaian yang berhasil diraih, melainkan pada keinginan untuk terus belajar dan terus bangkit dari keterpurukan. Memang bangkit dari suatu kegagalan bukanlah hal yang mudah, tetapi bukan hal yang mustahil dilakukan. Yang harus dilakukan adalah jangan menyerah ketika berada dalam kegagalan. Bangkit, mulai lagi dan jangn lupa berdoa kepada Sang Pencipta. Doa adalah kekuatan yang bisa mengantarkan kita ke puncak kesuksesan.
Sebagai orang yang beriman kita selalu butuh kepada Allah Swt. Doa adalah senjata orang mukmin dalam segala keadaan. Dalam keadaan berduka, misalnya, seorang hamba harus mohon kekuatan dan keteguhan hati agar Allah Swt menjadikannya kuat dan tegar menghadapi segala cobaan hidup.
Doa itu ibarat oli bagi mesin. Mesin dijalankan dengan bensin, tapi kalau olinya tidak diperhatikan, pengoperasian mesin tidak akan lancar. Roda rezeki jadi seret tanpa dibantu doa (Halaman: 108).
Pentingnya impian, ikhtiar dan kekuatan doa merupakan poin penting yang dibahas dalam buku setebal 159 halaman ini. Dengan begitu, siapa pun yang ingin mencapai kesuksesan mesti memiliki ketiga-tiganya. Karena itu, bagi siapa saja yang saat ini sedang merangkai mimpi ata berjuang untuk mewujudkan mimpi itu, buku ini perlu dibaca. Selain disajikan dengan bahasa yang sederhana, buku ini mengandung banyak hikmah dan motivasi yang akan menuntun kita menuju sebuah kesuksesan. Selamat membaca!
