BERITASEJABAR.id – Polda Jabar menyiapkan 828 anggota untuk mengamankan demonstrasi mahasiswa yang rencananya akan dihelat Senin (11/4/2022). Anggota tidak diperkenankan untuk membawa senjata saat bertugas.
Direktorat Pengamanan Objek vital (Dit Pamobvit) Polda Jabar sudah melakukan persiapan Minggu (10/4) di halaman Kantor Dit Pamobvit, Ujungberung, Kota Bandung. Wakapolda Jabar Brigjen Pol Bariza Zulfi bertindak sebagai pemimpin apel.
Dalam arahannya, Bariza meminta anggota melepas dan menaruh senjata termasuk tongkat. Alat itu diimbau untuk disimpan di rumah atau tempat yang aman. Bariza pun menyatakan sudah melakukan pengecekan kesiapan para anggota.
“Senjata dan tongkat tersebut tak diperlukan saat mengawal aksi unjuk rasa mahasiswa. Anggota harus bersikap persuasif pada saat mengawal para mahasiswa, dan menganggap mereka sebagai anak, adik-adik,” tegasnya.
“Kami akan melayani dan mengamankan mereka, yang penting tidak ada pihak lain yang menyusup,” ujarnya.
Para anggota akan ditempatkan pada objek vital, seperti kawasan industri termasuk destinasi wisata, SPBU dan depot Pertamina di sejumlah titik di Jawa Barat.
Sementara itu, Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Jabar, Komisaris Besar Polisi Ibrahim Tompo berharap unjuk rasa berjalan tertib dan aman. Pengawalan akan dilakukan anggota mulai dari aksi unjuk rasa hingga selesai.
“Walaupun pengamanan unjuk rasa sesuai standar operasional prosedur (SOP) dan terbagi beberapa tahapan zona tingkat keamanan, namun tembakan senjata api tetap tidak diperbolehkan,” jelasnya.
Diketahui, BEM SI berencana melakukan aksi demo besok. Salah satu titik yang menjadi tempat unjuk rasa adalah di depan Istana Negara.
Menko Polhukam Mahfud MD meminta aparat keamanan untuk tidak melakukan kekerasan apalagi membawa peluru tajam saat mengamankan aksi. “Tidak boleh ada kekerasan, tidak membawa peluru tajam, juga jangan sampai terpancing oleh provokasi,” kata Mahfud. (RadarBandung)