BERITASEJABAR.id – Netty Prasetiyani selaku Anggota DPR RI Komisi IX dari Fraksi PKSp bersama BKKBN Jawa Barat melakukan sosialisasi program percepatan penurunan stunting di wilayah khusus.
Kegiatan tersebut bertempat di GOR Desa Bojongloa Kecamatan Rancaekek Kabupaten Bandung, Jumat (7/10/2022).
Dalam sambutannya, Netty Prasetiyani mengungkapkan kegiatan ini merupakan program kerja sama kemitraan antara DPR RI Komisi IX dengan BKKBN.
Menurutnya salah satu yang menjadi tantangan kita ke depan yaitu bagaimana bisa melakukan percepatan penurunan stunting di Kabupaten Bandung hususnya dan Indonesia umumnya.
“BKKBN mendapatkan amanah sebagai leading sektor dari penurunan stunting. Oleh sebab itu, tema-tema yang diangkat dalam sosialisasi ini, bagaimana masyarakat menyadari sepenuhnya stunting agar bisa dicegah,” Ujar Netty Prasetiyani.
Anggota DPR RI dari Fraksi PKS ini menambahkan melalui sosialisasi ini diharapkan masyarakat bisa memahami definisi, upaya pencegahan, bagaimana cara mengenali dan melakukan rujukan bagi bayi yang mengalami stunting.
“Kami berharap, dari 140 orang Kader Posyandu dan warga masyarakat yang mengikuti sosialisasi ini, memiliki kemauan dan kemampuan untuk menyebarluaskan kembali kepada organisasi atau masyarakat pada ummunya.
Dari sosialisasi ini, kami juga berharap masyarakat memiliki kesadaran, kemauan dan melakukan perubahan pola asuh yang baik yang selama ini menjadi sebab dengan munculnya stunting,” kata Netty.
Di Kabupaten Bandung, kata Netty, ada di kecamatan Rancaekek yang memang harus mendapatkan perhatian khusus, yaitu Desa Bojongloa, Jelegong,linggar dan Desa Sukamulya. Karena, selain karakter masyarakat, faktor lain Asupan Giji dan minimnya sumber air bersih.
“Tentu ini harus dikomunikasikan dengan instansi terkait untuk membantu masyarakat melakukan pencegahan stunting,” ungkapnya.
Dalam kesempatan tersebut, pihaknya mengingatkan kepada pemerintah melalui dinas terkait agar melakukan pengawasan. Khususnya bagi balita yang sudah dipastikan stunting harus dikejar dengan pangan olahan untuk keperluan kondisi medis khusus.
“Jadi balita yang sudah dipastikan stunting harus mendapatkan asupan makanan, yang mengandung protein tinggi. Sehingga kita berharap, bila ini sudah diberikan, balita tersebut dapat diperbaiki status gizinya dan dapat dicegah dari penyakit infeksi penyerta,” bebernya.
Biasanya, tambah Netty, balita yang mengalami stunting itu akan mengalami penurunan kesehatan. Karena biasanya ada pneumonia, gangguan pencernaan, atau yang paling parah perkembangan otaknya
“Saya berharap masyarakat memiliki awareness dan yang terpenting bagaimana keluarga memiliki ketahan, mulai dari ketahanan fisik, ekonomi, spiritual, psikologis, sosial, yang semuanya itu tentu menjadi modal bagi setiap keluarga mempunyai pola pengasuhan yang benar dan tepat,” pungkasnya. (indokliknews)