BERITASEJABAR.id – Ridwan Kamil: Pakai Kendaraan Listrik Hemat 4 Juta/TahuGubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil selaku Ketua Asosiasi Daerah Penghasil Migas dan Energi Terbarukan (Adpmet), menyatakan bahwa penggunaan mobil listrik lebih hemat, apabila dibandingkan dengan mobil berbahan bakar minyak (BBM) yang selama ini banyak digunakan masyarakat.
Adapun berdasarkan perbandingan biaya energi kendaraan listrik dan kendaraan BBM yang telah diuji coba dengan jarak tempuh 100 kilometer (KM) misalnya, kendaraan listrik hanya membutuhkan biaya sebesar Rp 23.375. Sementara kendaraan BBM membutuhkan biaya sebesar Rp 107.500.
Angka tersebut dihitung dengan menggunakan biaya listrik pada rumah Rp 1699,53 kWh dan BBM jenis Pertalite Rp 10.000 per liter. Artinya, penggunaan kendaraan listrik lebih hemat hampir lima kali lipat.
“Saya punya kesaksian seorang bapak-bapak yang biasa keluar uang tiap hari nganter anak, kendaraan listrik bolak-balik itu dia menghemat dan dikalikan setahun Rp 4 juta. Sehingga Rp 4 juta itu per tahunnya bisa buat macem-macem,” ujar Ridwan dalam acara Forum Group Discussion (FGD), Senin (3/10/2022).
Oleh sebab itu, dengan penghematan yang didapat tersebut, ia berharap supaya masyarakat dapat segera beralih menggunakan kendaraan listrik. Mengingat selain bersih, juga menghemat kantong.
Selain mendorong penggunaan kendaraan listrik baru, ia juga mendorong agar program konversi kendaraan BBM ke kendaraan listrik dapat ditingkatkan. Mengingat terdapat potensi penciptaan lapangan kerja yang ada.
“Tantangannya sedang kami melatih agar bisa menerima perubahan dari bensin ke listrik. Ini setiap distribusi ada yang hilang pekerjaan dan lahir pekerjaan baru, pekerjaan barunya adalah montir konversi dari motor konvensional menjadi listrik. Ekosistem EV di Jawa Barat, baterainya juga di Jawa Barat walaupun nikelnya dari Sulawesi, ujarnya.
Sebelumnya, PT PLN (Persero) terus berupaya memompa ekosistem kendaraan listrik di Indonesia. Mengingat kendaraan listrik tidak hanya ramah lingkungan, namun juga lebih hemat jika dibandingkan dengan kendaraan berbahan bakar minyak (BBM).
Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo menyatakan bahwa pihaknya terus berupaya mendukung program konversi kendaraan konvensional menjadi kendaraan listrik. Pasalnya, ketika dihitung secara rinci, biaya yang dikeluarkan pengendara mobil listrik jauh lebih hemat dibandingkan dengan pengendara mobil BBM.
“1 liter bensin setara dengan 1,2 kWh listrik dengan jarak tempuh yang sama, maka satu liter bensin Rp 14-15 ribu sementara 1,2 kwh listrik hanya Rp 1.800 jadi pengurangan biaya yang luar biasa ini bisa seperlima,” ujar Darmawan dalam acara Webinar PLN Innovation and Competition in Electricity (ICE), Rabu (10/8/2022).
Sementara, dari sisi emisi yang dikeluarkan, setiap satu liter bensin menghasilkan emisi CO2 sebesar 2,4 kg. Sementara jika dari listrik PLN yang bersumber dari Pembangkit berbahan bakar gas, batu bara dan energi terbarukan hanya menghasilkan emisi CO2 sekitar 1200 gram.
“Artinya apa? Ini juga mengurangi emisi gas rumah kaca apabila kita bergeser dari energi BBM ke energi listrik,” kata dia.
Lebih lanjut, Darmawan menilai dengan adanya pergeseran energi BBM menjadi energi listrik akan mengubah konsumsi energi di masyarakat selama ini. Terutama yang tadinya berbasis impor menjadi konsumsi energi yang berbasis pada domestik. “Dari energi mahal ke murah, energi kotor ke bersih. Inilah inovasi dan transisi energi yang harus kita kawal,” kata dia.
Selain itu, PLN juga terus berkontribusi mendukung ketahanan pangan melalui program Electrifying Agriculture. Beberapa diantaranya seperti melakukan program konversi alat alat pertanian dengan yang tadinya menggunakan BBM diubah menjadi berbasis listrik.n