Sumpah Pemuda dan Peran Politik Kaum Milenial

0
112

Imam Syafei adalah Pengelola Sekolah Pemuda, Ketua Generasi Muda Ormas MKGR Jawa Barat, Alumni Golkar Institut YPL 8

BERITASEJABAR.ID – Setiap tanggal 28 Oktober, bangsa ini memperingati Hari Sumpah Pemuda. Peringatan ini mengandung makna yang sangat penting bagi bangsa Indonesia mengingat para pemuda telah ambil bagian dalam menentukan masa depan bangsa ini. Hal ini telah dibuktikan oleh generasi muda sejak sebelum kemerdekaan hingga saat ini.

Berbagai peristiwa pasca Sumpah Pemuda semakin menguatkan perlawanan terhadap hegemoni bangsa penjajah, sehingga perjuangan tersebut bermuara pada Proklamasi Kemerdekaan RI pada 17 Agustus 1945 yang juga melibatkan peran pemuda. Bahkan, hingga hari ini, para pemuda juga aktif mengisi kemerdekaan dengan mengisi posisi-posisi penting, baik di sektor sosial, ekonomi maupun politik.

Pendidikan Politik

Peringatan Hari Sumpah Pemuda bukan sekadar ritual tahunan yang hampa makna. Artinya, kita perlu mengambil hikmah dan pelajaran penting dalam peristiwa penting tersebut. Kita perlu melanjutkan semangat Sumpah Pemuda dalam kehidupan sekarang yang penuh dengan berbagai tantangan.

Generasi milenial sebagai calon pemimpin masa depan perlu ambil bagian dalm proses memajukan Indonesia. Mereka bisa berkontribusi sesuai bidang masing-masing termasuk di bidang politik. Sudah bukan masanya lagi pemuda hanya menjadi objek politik, apalagi apatis terhadap dunia politik itu sendiri.

Saat ini bangsa Indonesia membutuhkan kesadaran politik generasi milenial. Sebab, kesadaran politik di kalangan milenial akan mampu membawa perubahan politik bangsa yang lebih baik. Oleh sebab itu pendidikan politik generasi muda perlu dilakukan sebagai upaya meningkatkan kesadaran, keterlibatan, dan partisipasi mereka dalam dunia politik.

Munculnya generasi milenial ke pentas politik belakangan ini menjadi isu yang sangat menarik untuk didiskusikan. Tidak saja karena jumlahnya yang besar, tetapi juga karena mereka merupakan pribadi yang kreatif, berpikir logis, dan out of the box.

Dalam konteks politik, kehadiran generasi milenial tidak dapat dipandang sebelah mata. Sebab, mereka memiliki peran untuk turut andil dalam memajukan demokrasi di republik ini. Kondisi ini dapat dilihat dari adanya peningkatan jumlah pemilih berusia muda setiap tahunnya. Pada pemilihan presiden 2009, misalnya, tercatat 36 juta pemilih milenial dari total 176 juta daftar pemilih. Kemudian jumlah ini meningkat di tahun 2014 di mana pemilih milenial mencapai angka 56 juta dari 186 juta pemilih yang terdaftar.

Dengan jumlah suara milenial yang begitu besar dan meningkat di setiap tahunnya tentu menjadi potensi bagi perkembangan sistem demokrasi kita. Fenomena ini memunculkan indikasi optimistis karena generasi muda dewasa ini memiliki kesadaran yang cukup tinggi dalam memahami sosial politik yang terus berkembang.

Optimisme ini tampak jelas ketika Joko Widodo memilih Nadiem Makarim pengusaha muda, Jerry Sambuaga politisi muda Golkar untuk bergabung ke Kabinet Indonesia Maju. Bukan hanya itu, terpilihnya tujuh milenial sebagai staf khusus Presiden menunjukkan bahwa ide dan gagasan kaum milenial sangat dibutuhkan bagi pembangunan bangsa di masa mendatang.

Tentu saja, tidak semua generasi muda memahami dinamika ini. Masih ada sebagian kaum milenial yang tak peduli terhadap dunia perpolitikan. Lebih ekstrem lagi, mereka menganggap dunia politik itu adalah sesuatu yang kotor. Sikap ini tentu berangkat dari sebuah fakta bahwa banyak politisi yang menghalalkan segala cara untuk memenangkan kontestasi politik. Di sini kita membutuhkan peran partai politik dan dunia pendidikan untuk mengubah pandangan mereka tentang dunia politik, sehingga dengan pendidikan politik menjadikan peran mereka lebih optimal.

Pada hakikatnya, partisipasi politik generasi milenial harus berangkat dari ketulusan hati untuk memperjuangkan kepentingan rakyat dan memperbaiki tatanan kehidupan yang lebih baik. Keterlibatan kaum muda di kancah politik menjadi momentum penting mengingat akhir-akhir ini bangsa kita sedang mengalami krisis kepemimpinan. Saat ini kita kekurangan sosok pemimpin yang benar-benar berintegritas dan mau memperjuangkan kepentingan rakyatnya.

Generasi milenial merupakan aset berharga yang akan menentukan nasib bangsa ke depan. Potensi mereka begitu besar dalam perpolitikan Tanah Air yang tentu saja tak dapat dibiarkan begitu saja. Mereka butuh ruang yang cukup untuk mengeksekusi ide-ide briliannya. Oleh karena itu, mereka perlu diberikan ruang untuk berpartisipasi secara aktif dalam panggung perpolitikan. Selamat Hari Sumpah Pemuda.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here