Universitas Widyatama Perdana Laksanakan Wisuda Tatap Muka

0
164
Universitas Widyatama
Universitas Widyatama

BERITASEJABAR.id – Universitas Widyatama (UTama) pertama kalinya melaksanakan wisuda secara tatap muka atau hybrid selama masa pandemi di Gedung Serba Guna (GSG) UTama Kota Bandung, Sabtu (4/12).

Wisuda gelombang I tahun akademik 2021/2022 itu selain dilaksanakan secara luring (tatap muka) juga online karena masih di masa pandemi Covid-19. Wisuda kali ini diikuti 721 mahasiswa UTama mulai jenjang Diploma, Starata satu (S1), Pascasarjana (S2) dan Profesi.

Rektor UTama, Prof Obsatar Sinaga mengaku, pihaknya melaksanakan wisuda tatap muka itu sudah mendapatkan restu langsung dari Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil.

Gubernur Jabar itu kata dia, tidak mempermasalahkan wisuda hybrid sepanjang memperhatikan protokol kesehatan (prokes) yang baik.

“Kebetulan juga daerah kita sudah hijau statusnya, makanya kita coba dilangsungkan wisudanya secara hybrid,” kata Prof Obi biasa disapa, usai kegiatan.

Lebih lanjut dirinya menjelaskan, wisuda luring diikuti sekira 25 persen atau sebanyak 250 peserta. Sementara 500 peserta wisuda mengikuti secara daring.

“Prosesnya juga dilakukan dengan ketat sekali. Termasuk peserta yang luring harus membawa hasil tes PCR,” ungkap Prof Obi.

Pada kegiatan wisuda hybrid ini ada dua peserta yang merupakan pasangan suami istri yakni, Kasatlantas Polrestabes Bandung AKBP M Rano Hadiyanto, yang berpasangan dengan Nisa Mardiana selaku Kepala Urusan SDM Polres Karawang Polda Jabar.

Di samping itu ada juga peserta wisuda mantan Bupati Purwakarta yang sekarang menjadi anggota DPR RI, Dedi Mulyadi.

“Banyak pejabat yang berkuliah di Universitas Widyatama, sebagai anggota DPR. Begitu juga dengan dosennya banyak juga yang anggota DPR. Di antaranya Ahmad Doli Kurnia, Nanon Deputi Sekretaris Kementerian Negara, dan lainnya,” sebut Obi.

Obi menjelaskan, mahasiswa UTama memiliki masa tunggu maksimal tiga bulan diterima bekerja setelah lulus dari kampus yang terletak di Cikutra itu.

“Umumnya yang diwisuda di Widyatama sudah bekerja. Paling tinggal 15 persen yang menunggu masa panggilan bekerja. Saya juga sudah tandatangani dengan 70 perusahaan dan industri. Rata-rata perusahaan yang telah melakukan kerjasama merekrut sekitar delapan orang lulusan kami,” sebutnya.

Dirinya mengungkapkan, ada juga lulusan UTama yang tidak mau bekerja tetapi meneruskan usaha orang tuanya. Di samping itu tidak sedikit yang menjadi startup, seperti usaha cuci sepatu yang sekarang sudah memiliki cabang di 12 provinsi.

Saat ditanyakan kesiapan UTama melakukan perkuliahan tatap muka langsung, Obi memaparkan, pihaknya selama ini terus melakukan proses. Bahkan saat ini kata Obi, sudah sekitar 30 persen proses perkuliahan dilaksanakan secara luring.

“Itupun prosesnya ketat sekali. Kita belum berani melakukan perkuliahan tatap muka secara 100 persen. Soalnya mahasiswa UTama datang dari mana-mana,” ujarnya.

“Kalau mahasiswa kami disuruh tes PCR tidak mau, karena biayanya mahal. Kami sedang berusaha minta bantuan Gubernur Jawa Barat mengizinkan untuk menggunakan tes genose tetapi sampai hari ini belum dapat alatnya, yang masih bisa dilakukan secara daring tetap dilakukan perkuliahan secara daring. Kalau yang tatap muka umumnya dari Fakultas Teknik,” imbuhnya.

Di tempat yang sama, salah satu peserta wisuda Dedi Mulyadi mengaku, dirinya sengaja kuliah S2 di UTama dengan berbagai pertimbangan, di antaranya kemudahan akses dari tugasnya menyerap aspirasi dan mengabdi kepada masyarakat, khusus di daerah pemilihan Purwakarta, Bekasi dan Karawang.

“Alasan kedua karena UTama ini sedang tumbuh dengan berbagai prestasinya. Kehadiran saya di sini diharapkan dapat memberikan supporting bagi calon mahasiswa baru, bahwa perguruan tinggi mampu melahirkan orang-orang yang bermutu,” terang Dedi Mulyadi, yang juga Anggota DPR RI itu.

Ia menambahkan, motivasi memilih jurusan Magister Menejemen sebagai solusi dari banyaknya problem tentang pengelolaan yang ada. Menurutnya masih banyak masalah yang perlu di kelola dengan baik.

Maka dari ilmu yang diperoleh dapat difungsikan untuk memperbaiki pengelolaan politik di internal partai dan fungsi politik di kemasyarakatan, lalu pengelolaan media sosial sebagai media komunikasi kepada publik.

“Tugas saya di DPR RI membawahi bidang pertanian, perternakan, perikanan, lingkungan dan kehutanan. Sehingga dari ilmu yang dimiliki dari kampus, menjadi modal untuk menunjang produktifitas yang tinggi dari tugas dan kewenangan saya di legislatif,” pungkasnya. (Je)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here