Warga Keluhkan Pasar Guntur yang Kotor dan Becek, Kadisperindag Garut Bilang Begini

0
155
Warga Keluhkan Pasar Guntur yang Kotor dan Becek, Kadisperindag Garut Bilang Begini
Warga Keluhkan Pasar Guntur yang Kotor dan Becek, Kadisperindag Garut Bilang Begini

BERITASEJABAR.id – Kondisi Pasar Guntur Ciawitali Garut, yang terlihat kotor dan becek dengan lumpur yang bercampur sampah dari sisa sisa pasar bertaburan, membuat banyak warga baik pembeli maupun penjual dipasar tersebut mengeluh.

Ditambah lagi curah hujan yang tinggi membuat genangan air di jalanan pasar semakin parah dan membahayakan pengguna jalannya.

Kondisi tersebut sering mendapat keluhan dari pengunjung pasar Guntur, karena terpaksa harus melalui jalan kotor dan terdapat kubangan air tersebut. Seperti halnya yang disampaikan oleh Neng Resa yang saat itu sedang berbelanja di Pasar Guntur.

Neng Resa mengatakan, kondisi pasar Guntur sangat memprihatinkan apalagi saat musim hujan seperti ini dia mengaku kesulitan yang harus memilih tempat pijakan saat berbelanja.

Dia berharap kondisi pasar bisa segera diperbaiki agar saat masyarakat bisa berbelanja dengan nyaman.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Garut, Nia Gania Karyana mengatakan, Pasar Guntur merupakan pasar yang terbesar di Garut, dalam pembangunannya pasti akan butuh 2x lipat dari pasar yang lain.

Jika dalam satu tahun dilaksanakan 2 pembangunan pasar, menurutnya itu akan berat bagi APBD Garut. Sehingga pembangunan pasar ini menurutnya akan bertahap satu per satu.

Lanjut Nia, di tahun 2022 sebetulnnya ada sejumlah pasar yang akan dibangun, seperti pasar Cisewu yang bersumber dari bantuan Provinsi dan pasar Cikajang yang bersumber dari APBN.

Namun tampaknya pembangunan pasar Cisewu batal. Adapun untuk pasar Cikajang, rencananya pada tahun ini akan dibangun terlebih dahulu pasar sementara.

Dijelaskan Nia, untuk tahun ini pihaknya hanya memperoleh anggaran pemeliharaan pasar sebesar Rp 700 juta. Tentunya dengan nilai tersebut sangat minim untuk pemeliharaan.

Sehingga untuk 12 pasar yang lain tak ada anggaran sama sekali karena anggarannya dialihkan terlebih dahulu untuk penanganan covid.

Pemerintah daerah kata Nia, sebetulnya tetap konsisten memperhatikan pasar yang ada, namun dengan anggaran yang saat ini belum optimal maka pembangunan maupun pemeliharaan pasar belum bisa optimal. (Je)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here