Bunda Bagala Rubadali. ( Pimpinan Padepokan Bagala ).
BERITASEJABAR.id – Dewan Pimpinan Daerah Forum Keluarga Paranormal dan Penyembuh Alternatif Indonesia ( DPD FKPPAI ) dan Indonesia Alternatif Spiritual Centre ( IASC ) Provinsi Jawa Barat dalam acara Halal Bihalal dan Silaturahmi temu kangen mempererat tali persaudaraan.Acara di gelar di Punclut Angkringan Teh Ita 3.Minggu 27/4/24.
Kegiatan yang di hadiri kurang lebih 200 pengurus juga anggota se – Jawa Barat,dari berbagai daerah bahkan hadir juga dari FKPPAI dari luar Jawa Barat Minahasa,Kalimantan dan daerah – daerah lainnya.
Kegiatan yang bertajuk halal bihalal dan juga jalin silaturahmi mempererat tali peesaudaraan keluarga besar FKPPAI,dalam mengenal satu sama lain,untuk tetap berkomunikasi.
Ketua FKPPAI Jawa Barat H.Muhammad Ridwan K.M.A.,S.Pd.,M.Pdi dengan sapaan akrab Maja Anom ungkapkan dalam wawancaranya,” kegiatan ini merupakan acara yang luar biasa,karena sebagian besar pengurus juga anggota bisa menyempatkan hadir,untuk menyemarakan acara ini,saya berharap untuk kedepannya akan lebih meriah lagi dan semoga keluarga besar kita FKPPAI semakin lebih menjalin tali persaudaraan dan juga lebih menjunjung tinggi budaya – budaya kita hususnya Jawa Barat dan umumnya di tingkat Nasional.” Tuturnya
Di tempat yang sama Bunda Bagala Rubadali,seorang tokoh wanita pimpinan padepokan Bagala,juga angkat bicara,berikan apresiasi kepada FKPPAI yang telah berikan beberapa penghargaan kepada padepokan – padepokan yang terus menjaga kelestarian Budaya di Jawa Barat.
Bunda Rubadali juga berharap,ini perlu kita pertahankan dalam setiap perkumpulan agar terjalin silaturahmi juga kekeluargaan agar terjalinnya komunikasi.” Harap Bunda Bagala
Di sisi lain Maman Abadi ( Abah Langit ),ia juga terpilih sebagai ketua Padepokan Sunda Pinilih di Jawa Barat,dan telah di nobatkan sebagai ketua Padepokan Maman juga ucapkan banyak terima kasih kepada FKPPAI yang telah berikan penghargaan kepada kami dari Padepokan Bagala semoga kedepan lebih baik lagi,lebih harmonis lagi dan lebih menjaga seni budaya kita terutama budaya sunda atau kesundaan yang tidak boleh punah dengan peradaban jaman pada era Globalisasi dan Digitalisasi saat ini.” Tutup Maman Abadi
Ajunaedi